Kita melihat, mendengar, merasa, berbagai kondisi yang (tampak) baik dan (tampak) buruk.
Memberi label "BAIK" ataupun label "BURUK" sepenuhnya adalah pilihan kita, pilihan otak kita melalui proses persepsi, pengalaman, pertimbangan, dan keputusan.
Memberi label bisa dengan meyakini, mengatakan, menegaskan, atau mengulang-ulang suatu "label" pada sesuatu atau seseorang.
Otak memang budak yang patuh, karena akan menuruti niat dan pola yang kita latihkan padanya.
Otak juga bisa menjadi majikan yang (bisa) berbahaya, karena apa yang kita labelkan pada sesuatu akan mendorong seluruh energi kita untuk meyakini dan berusaha mewujudkannya.
Saat kita "melihat" anak kita nakal, jangan menempelkan label "nakal" padanya, karena justru itu akan mendorong kondisi untuk "membuktikan" bahwa anak tsb memang nakal.
Saat kita "melihat" mhs kita malas, jangan menempelkan label "malas" padanya, karena justru itu akan mendorong kondisi untuk "membuktikan" bahwa mhs tsb memang malas.
dsb, dsb, dsb.
Mari kita latih pikiran kita untuk cenderung berbaik sangka daripada berburuk sangka.
Mari kita latih pikiran kita untuk cenderung fokus pada sisi baik dari segala sesuatu.
(Train your mind to see the good in everything).